Oleh Zahira Salsabilla | Lohjinawi.id
Branding seringkali salah dipahami dan stigma bahwa itu hanya tentang penampilan luarnya saja. Misalnya, logo, warna, tipografi, gaya, dll. Tapi sebenarnya nggak hanya itu lhoh. Ada banyak hal lain yang terlibat saat sobat Lohjinawi.id dalam merancang sebuah merek. Kita ngomongin tentang posisinya, tujuannya, pesannya, strateginya, psikologinya, pemasarannya, desainnya, dan masih banyak lagi yang dikemas jadi satu. Yuk, cekidot!
Kata “Branding” tuh bikin bingung dan dijelasin dengan berbagai cara yang beda. Tapi sebenernya bisa dimengerti dari gimana kalian bikin orang merasa, apa yang bikin kalian berbeda, dan gimana cara kalian untuk membantu orang-orang sekitar. Lewat kata-kata dan gambar, semua ini dijawab dan bantu klien paham apa sih esensi merek itu. Branding nggak bisa eksis cuma dengan copywriting atau logo aja – keduanya itu bagian penting dari teka-teki branding secara keseluruhan. Coba pikirin merek global besar yang dihormati karena branding kuat; Nike. Pas kalian mikirin Nike, pasti langsung kebayang logo swoosh yang ikonik sama frasa “Just Do It”. Keduanya eksis bareng dan jadi contoh kuat kenapa merek butuh lebih dari “cuma logo”. Tapi mari kita lebih jauh dan mikirin gimana Nike jawab pertanyaan-pertanyaan di atas: Gimana Nike bikin orang merasa? Kuat, termotivasi, tangguh. Apa yang bikin Nike beda? Nike kreatif, jadi pemimpin di industri pakaian olahraga. Gimana Nike bantu orang-orangnya? Dengan kasih alat buat olahraga. Nike demokratisasi olahraga dan dorong siapapun buat “Just do it” sambil mengangkat juara dan pemimpin di berbagai cabang olahraga.”
Pas lagi ngebahas branding, gua suka mikirin ini sebagai satu kesatuan. Branding itu kayak gunung es gede yang punya bagian yang keliatan sama bagian yang di bawah permukaan. Gua bagi perumpamaan gunung es ini buat branding jadi dua bagian:
- Di atas permukaan (Desain)
- Di bawah permukaan (Strategi)
Semua yang di atas permukaan itu eksternal, itu yang diliat sama dunia luar juga. Ini semua yang jadi identitas visual merek yang diperlihatkan ke publik, termasuk logo, huruf-huruf, dan warna-warna. Ini bisa juga nyambung ke barang-barang lain kayak kemasan, kartu nama, menu, iklan fisik — daftarnya bisa panjang abis!
Terus ada hal-hal di bawah permukaan — elemen-elemen yang lebih dalam dan lebih seru yang membentuk sebuah merek. Ini hal-hal yang lebih susah buat dunia luar liat, tapi mereka bisa ngerasain kalo udah dilakuin dengan benar. Kayak kita ngerasain kekuatan pas pake Nike dan terinspirasi sama atlet lain yang melakukan hal yang sama. Ini termasuk misi merek kalian, alasan kenapa merek kalianada, dan pelanggan ideal kalian kek mana — apa yang mereka pikirin, gimana cara hidup mereka, dan apa yang mereka hargai. Meskipun orang lain nggak bisa liat dan kurang keliatan, ini dasar, penting, bahkan vital buat sebuah merek yang sehat. Coba pelajari merek favorit kalian, dan kalian bakal mulai ngeh ada pola bukan cuma dari elemen visual yang kuat tapi juga branding non-visual yang powerful.
Banyak orang mulai dengan bangun elemen “di atas permukaan” branding. Kita ngerti kan? Logo tuh bawa beban besar buat merek dan dianggep sebagai “wajah” perusahaan. Tapi pas aset visual dikembangin tanpa kedalaman atau makna di baliknya, ini bisa bikin hasil yang berantakan dan klien bingung. Ngandelin visual hanya dari tren atau desain murni tanpa strategi di baliknya nggak akan bantu merek dalam jangka panjang dan biasanya berakhir dengan re-branding.
THE BRAND FUNNEL
Buat ngejaga kelangsungan merek dan hubungan yang beneran sama pelanggan ideal, kita sebaiknya mulai dari elemen branding yang di bawah permukaan. Kalau dipikir-pikir, piramida branding kita malah jadi kayak corong, dengan semua informasi dasar yang berat di bagian atas. Artinya, semua elemen dasar seharusnya mempengaruhi visual. Daripada dasarnya desain visual kita cuma ikut tren saat ini atau inspirasi desain umum, logo kita dipengaruhi oleh konsep makna yang lebih dalam, kayak visi merek, misi, atribut, dan tujuan jangka panjang.
Nah, geng! Sama aja nih sama branding. Merek yang cuma ngandelin penampilan doang tanpa ada landasan lain, kemungkinan bakal susah banget dikenal atau tahan lama. Tapi, kalo brand dibangun atas dasar strategi yang kuat dan ngebahas pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang inti perusahaan dan alasan kenapa mereka ada, bakal ngerasain bahwa penampilan visual mereka nggak cuma sekadar tampilan — mereka mewakili visi gede perusahaan dan bakal bertahan lama banget.
Jadi, gua mau nanya, apa iya kalian menggeser perspektif untuk melihat gunung es lebih dalam? Atau malah cuma fokus sama yang keliatan di atas permukaan? Kalian yang punya andi mikirin pertanyaan-pertanyaan itu, coba deh introspeksi gimana cara kalian sampe ke branding sekarang atau, gimana kalian udah ngembangin merek-merek sebelumnya. Jangan cuma liat yang ada di atas permukaan, guys! Bangunlah sesuatu yang berasa, kenceng, dan tahan lama kayak gunung es. Biar nggak cuma jadi tampilan visual, tapi nge-represent visi gede perusahaan.
Peran warna dalam logo kalian bukan cuma buat hiasan doang, tapi punya tugas serius nih buat nge-represent identitas merek dan bikin orang terpukau. Setiap warna punya makna dan hubungan khusus yang secara nggak langsung bisa ngomongin ke calon pelanggan kalian. Contohnya, biru sering dikaitkan sama kepercayaan, stabilitas, dan kesan profesional. Sementara merah sering nyambung sama energi, semangat, dan keberanian. Jadi, sebelum kalian milih warna logo, fikirin dulu nih apa tujuan dan nilai yang mau kalian tunjukin buat merek kalian. Ikuti langkah-langkah brand strategy ala Lohjinawi.id, yuk! Biar branding kalian nggak cuma “wow” sebentar, tapi tahan lama dan berkesan banget. Stay cool, stay rooted, dan buat dunia kalian sendiri!
Eng ing enggg ! Episode 11 di Brand Energizing Season 1, jangan lupa klik like, subscribe, dan follow akun kita di Lohjinawi.id lewat link di bawah ini, guys!
https://www.youtube.com/watch?v=CuE4RmVElnk&list=PLcIHGGsb3Z_br4SkZTx20sZ9nPRDJ0USP&index=11&pp=iAQB
Share ke temenmu yah ! – Lohjinawi.id