Kenapa Branding Itu Penting Di Era Marketing 6.0?

Oleh Zahira Salsabilla | Lohjinawi.id

Pasti Sobat Lohjinawi.id sudah familiar kan dengan “branding”? So, ibarat gossip, branding tak hanya perspektif yang melekat, namun bisa menjadi liar. Namun sayangnya branding sering disalah artikan , ada yang bilang branding sama dengan marketing, selling, lantas apa makna branding sebenarnya?Kenapa branding itu penting? Yuk simak lebih lanjut ulasan Mimin dibawah ini !

Yak secara umum branding adalah apa yang dikatakan orang lain tentang adanya anda ada dan tidak berada di tempat tertentu. Secara sederhana analogi dari sebuah branding layaknya seperti gossip liar, kemelekatan branding secara alamiah akan muncul. Sehingga di dalam proses branding harus diimbangi awareness diri dengan memastikan persepsi yang diciptakan adalah persepsi positif sehingga hal itu pula yang menggaris bawahi penyebutan tindakan branding baik dalam pengembangan diri, bisnis, dan brand akan terbangun secara ideal.


Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=flSJC_mv_uY&list=PLcIHGGsb3Z_br4SkZTx20sZ9nPRDJ0USP&index=2
- Lohjinawi.id

Berdasarkan diagram di atas, kita susun proses branding itu dimulai dari awal, nih. Jadi, brand owner harus bener-bener pahamin value atau pesan apa yang pengen diseret ke target client atau target customer calonnya. Pesan ini harus disampaikan secara runtut dan interaktif, sesuai prosedur yang bener dengan mempertimbangkan aspek, kayak siapa targetnya, gimana cara mereka berperilaku, kenapa mereka tertarik, dan gimana cara ngatasin itu semua. Biar gampang, gitu. Soalnya, branding di era Marketing 6.0 itu kan keras banget persaingannya. Pusing? Kita juga kadang suka kebingungan sih, tapi chill aja…

Jadi, brand owner disarankan buat lebih fokus lagi ke aspek lain, kayak aspek umur. Contohnya, gimana cara ngejual 1 produk permen buat 2 target konsumen beda, anak-anak dan remaja. Misalnya, kalo buat anak-anak, dipasarin dengan cara yang lebih seru dan jadi camilan aja. Tapi kalo buat remaja, dipasarin dengan meningkatkan pergaulan dan jadi solusi buat bau nafas. Cara ngomonginnya dan pesannya pasti beda-beda. Kita mesti tau banget siapa target konsumennya, se-detail dan sespesifik mungkin sampe pertimbangin perjalanan dari pengembangan brand sendiri. Biar bisa nyampe di titik brand touch point. Titik ini bisa bikin customer ngerasa kaitan sama value yang diomongin sama brand owner, meskipun udah selesai beli produknya.

Tapi prosesnya gak semudah yang kita kira, semua serba susah. Kita juga kena tantangan dari suara marketing dan suara kompetitor. Suara kompetitor tuh pesan atau value yang sama yang diomongin sama kompetitor bisa jadi gangguan buat target konsumen kita kalo gak dikelola dengan bener. Sementara, suara marketing itu dari informasi yang berlebihan karena efek peralihan ke era Marketing 6.0. Bikin kita harus kreatif dan cerdas ngehadepinnya. 🚀💡

Sehingga akan muncul pertanyaan, bagaimana sebuah brand survive melewati 2 fase noise seperti itu?

Mudah sekali! Brand owner cukup memperhatikan 2 hal yakni differentiation dan positioning. Jadi mengacu pada competitor yang kita miliki, brand owner harus memiliki poin pembeda atau / differentiation dibandingkan competitor dan pandai menempatkan posisi brand / positioning pada cakrawala target market yang sesuai dengan value yang kita rancang di awal. Sebagai kaum mendang mending ya jelas boleh donelas boleh posisi kita dibawah dengan kompetitor namun tergantung target konsumen yang kita bidik. Sehingga sebuah brand dapat melambung pesat dengan aspek unik yang tidak dimiliki oleh kompetitor. Analogi ini bisa mengambil contoh bagaimana merk susu B*ndera dan susu D*ncow berasal dari naungan perusahaan yang sama namun poin positioning berada pada tingkatan range harga yang ditawarkan. Seperti yang diketahui oleh kita bahwa memang B*ndera jauh lebih terjangkau ketimbang susu D*ncow.

Dalam kasus tersebut apakah positioning berpengaruh pada kualitas brand?

Nggak dong! Kami rasa ini adalah unsur kesengajaan yang dibangun agar dapat menjangkau pasar – pasar yang tidak merupakan sasaran utama dari susu D*ncow. Jadi target konsumen secara ekonomi dibawah target sasaran susu D*ncow sehingga positioning nya dengan sengaja dibuat dibawah dengan pertimbangan menentukan titik positioning yang tepat dengan memahami siapa target konsumen kita tanpa harus mengurangi sisi kualitas sebuah brand. Target akhirnya adalah pesan brand yang ingin disampaikan sama dengan apa yang diterima oleh target konsumen.

Nah, sekian dari Episode Pertama dalam Brand Energizing Season 1, Jangan lupa like subscribe dan follow akun Lohjinawi.id melalui tautan link dibawah ini !

https://www.youtube.com/watch?v=flSJC_mv_uY&list=PLcIHGGsb3Z_br4SkZTx20sZ9nPRDJ0USP&index=2

Jadi, sudahkah kamu membangun brandingmu sendiri?
– Loh Jinawi.

Share the Post:

Related Posts

Psikologi Warna Dalam Pembuatan Logo

Pasti sering banget kan liat logo dari perusahaan besar sampe usaha kecil? Nah, kalian mungkin kepikiran, “Nih, warna logo-nya kenapa selalu cetar banget sih?” Ternyata, logo yang eye-catching dan memorable bisa ningkatin kesan kuat buat calon pelanggan loh!

Read More

Branding Iceberg

Branding seringkali salah dipahami dan stigma bahwa itu hanya tentang penampilan luarnya saja. Misalnya, logo, warna, tipografi, gaya, dll. Tapi sebenarnya nggak hanya itu lhoh. Ada banyak hal lain yang terlibat saat sobat Lohjinawi.id dalam merancang sebuah merek.

Read More

Business Consultant

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Mauris eget orci erat. Morbi at metus sed nunc venenatis pulvinar. Donec nec ligula vitae felis vulputate porttitor.

Design Services

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Mauris eget orci erat. Morbi at metus sed nunc venenatis pulvinar. Donec nec ligula vitae felis vulputate porttitor.

Branding Research

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Mauris eget orci erat. Morbi at metus sed nunc venenatis pulvinar. Donec nec ligula vitae felis vulputate porttitor.