Urgensi Brand Touch Point Dalam Perintisan Sebuah Brand

Oleh Zahira Salsabilla | Lohjinawi.id

Dengan branding, produk atau jasa kita jadi punya image yang nyambung sama keunggulan dari brand kita, guys! Keistimewaan branding itu tentang nyari peluang sebanyak-banyaknya dan nunjukin ke konsumen kenapa mesti pilih produk kita ketimbang yang lain. Buat kenal sama identitas brand kita, kita harus ngeplan strategi yang bikin konsumen bisa ngeliat dan akhirnya jadi penggemar setia, gitu. Salah satunya lewat brand touchpoint. Yuk, lanjutin ngebahas, Sobat Lohjinawi.id! ✨🚀

Menyinggung dari Episode 1 yang telah membahas bagan dari pembuatan brand, brand touch point ini sendiri berfungsi untuk memastikan massage dari brand agar pesan tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada calon customer ratau calon client di masa mendatang. Sebelum kita mumet membahas brand touch point lebih dalam, patut kita ketahui bahwa memahami karakteristik calon customer dan client terlebih dahulu. Sikat ke bahasannya kuy !

https://www.youtube.com/watch?v=rBGIo5hvH-w&list=PLcIHGGsb3Z_br4SkZTx20sZ9nPRDJ0USP&index=6 - Lohjinawi

Dalam bagan diatas brand owner harus mengetahui customer dalam 3 aspek yang kita pahami yakni :

1. Karakteristik
Siapa customer kita, secara spesifik customer siapa yang kita tuju, jenis gender, umur, domisili, dan gaya hidup. Bagaimana dalam keterangan tersebut kita targetkan untuk menuju ke aspek kedua yakni Behaviour.

2. Behaviour
Mengapa kita harus tahu?agar kita bisa menentukan jenis pesan yang tepat dengan behaviour yang tepat bagi brand owner.

3. Journey
Dengan telah mempertimbangkan aspek 1 dan 2 ini, brand owner dapat memetakan jenis journey/pengalaman apa yang dapat dikembangkan melalui tahap – tahap sebagai berikut :

a. Awareness = Interest & Awareness
Menciptakan kesadaran tentang keberadaan dari produk bisnis atau jasa kita. Bagaimana brand owner dapat menciptakan konten marketing yang tepat, bagaimana kita dapat menjangkau mereka melalui seluruh media (baik televisi, Billboard, iklan, koran, kalimat persuasif, dan produk digital).

b. Findabillity = Search
Bagaimana kemudian sebuah brand mudah ditemukan oleh customer kita. Proses search ini sendiri dapat melalui (organic search, maps, directories, fitur near me, dan GPS)

c. Reputation = Research
Dalam menuju journey menuju ke pembelian hal ini sangat erat kaitannya dengan reputasi yang dengan mudahnya dapat diriset oleh calon customer melalui data testimonial. Prosesnya bisa melalui (artikel, reviews, sosial media, bahasa yang persuasif).

d. Conversion = Purchase
Setelah tahap reputation dilalui dengan baik, proses keputusan dari customer harus dipertimbangakan pula dengan aksesbilitas terhadap produk yang diperjual belikan. Bagaimana memudahkan customer mengakses produk atau jasa yang ditawarkan oleh brand owner. Prosesnya bisa melalui (website, online booking, purchase via app, in store purchase, sales person, dan marketing materials)

e. Advocacy = Experiences
Ungkapan “brand experience” telah menjadi terkenal dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh sejumlah istilah yang berbeda dalam bisnis pemasaran, yaitu dengan perkembangan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau cerita merek.

Brand experience dikaitkan dengan produk atau nama organisasi tertentu. Melalui brand experience, organisasi mencoba untuk mengkurasi serangkaian emosi yang mengarah pada kepribadian merek yang telah ditentukan sebelumnya. Brand experience adalah tentang ‘kecenderungan emotif’ dari pengalaman, terlepas dari apakah fisik atau komputerisasi.

Memetakan titik mana saja yang akan berinteraksi dengan customer, di masa customer journey, ada 3 yakni pra pembelian, pembelian, dan pasca pembelian.

Kalo kita bisa interaksi sama pelanggan dengan baik dan positif, bisa banget nih bikin pengalaman konsumen yang memorable. Itu bisa bikin mereka lebih suka dan setia sama brand kita, guys! Pengalaman konsumen yang kece ini kita bangun dari setiap titik brand touchpoints, di mana ada interaksi antara brand sama konsumen, mulai dari iklan, toko, sosmed, pokoknya yang ada hubungannya sama brand lah.

Makanya, brand touchpoint kita harus didesain se-kool mungkin dan sesuai sama tren perilaku konsumen terbaru, biar gampang interaksi sama konsumen dan bisa capai tujuan branding kita. 🚀✨

Gak kerasa nih udah masuk Episode Keenam dalam Brand Energizing Season 1, Jangan lupa like subscribe dan follow akun Lohjinawi.id melalui tautan link dibawah ini !

https://www.youtube.com/watch?v=rBGIo5hvH-w&list=PLcIHGGsb3Z_br4SkZTx20sZ9nPRDJ0USP&index=6&t=56s

Jadi, sudahkah Sobat Lohjinawi.id memahami brand touch point? – Lohjinawi.id

Share the Post:

Related Posts

Psikologi Warna Dalam Pembuatan Logo

Pasti sering banget kan liat logo dari perusahaan besar sampe usaha kecil? Nah, kalian mungkin kepikiran, “Nih, warna logo-nya kenapa selalu cetar banget sih?” Ternyata, logo yang eye-catching dan memorable bisa ningkatin kesan kuat buat calon pelanggan loh!

Read More

Branding Iceberg

Branding seringkali salah dipahami dan stigma bahwa itu hanya tentang penampilan luarnya saja. Misalnya, logo, warna, tipografi, gaya, dll. Tapi sebenarnya nggak hanya itu lhoh. Ada banyak hal lain yang terlibat saat sobat Lohjinawi.id dalam merancang sebuah merek.

Read More

Business Consultant

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Mauris eget orci erat. Morbi at metus sed nunc venenatis pulvinar. Donec nec ligula vitae felis vulputate porttitor.

Design Services

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Mauris eget orci erat. Morbi at metus sed nunc venenatis pulvinar. Donec nec ligula vitae felis vulputate porttitor.

Branding Research

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Mauris eget orci erat. Morbi at metus sed nunc venenatis pulvinar. Donec nec ligula vitae felis vulputate porttitor.